BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolon
(termasuk rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran
cerna.Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker
rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat
kanker di Amerika Serikat,baik pada pria maupun wanita. Ini adalah penyakit budaya
barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis
dinegara ini setiap tahunnya.Insidensnya meningkat sesuai dengan usia,
kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang
ditemukan di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis
ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin terserang sama seringnya,
walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rektum lebih
sering pada pria.Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut :Asendens :
25%Transversa : 10%Desendens : 15%Sigmoid : 20 %Rectum : 30 %Namun pada tahun – tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran
mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal
telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira – kira setengah dari jumlah tersebut meninggal
setiaptahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah 5
tahun adalah 40– 50 %,terutama
karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan
mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan
defekasi atau perdarahan rectal.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep teori dari
colorectal cancer?
2.
Bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien dengan colorectal cancer?
C. Tujuan
a.
Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan masalah
pencernaandengan gangguan colorectal cancer.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui dan memahami definisi
colorectal cancer
2.
Mengetahui dan memahami etiologi
colorectal cancer.
3.
Mengetahui dan memahami
patofisiologi colorectal cancer.
4.
Mengetahui dan memahami
manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada klien dengancolorectal cancer.
5.
Mengetahui dan memahami
penatalaksanaan klien dengan colorectal cancer.
6.
Mengetahui dan memahami
komplikasi dari colorectal cancer.
7.
Mengetahui dan memahami pencegahan dari
colorectal cancer.
8.
Mengetahui dan memahami
prognosis dari colorectal cancer.
9.
Mengetahui dan memahami
klasifikasi dari colorectal cancer.
10. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pasien dengan colorectal cancer.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan
makalah ini adalah:1. Mendapatkan pengetahuan tentang colorectal cáncer.2.
Mendapatkan pengetahuan dan mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada
kasuscolorectal cancer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker adalah sebuah penyakit yang
ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini
untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk
keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial
dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah
tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum
(Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel
yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya
(Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang
bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus
besar).
B. Etiologi
Terdapat empat etiologi utama kanker
(Davey, 2006 : 334) yaitu
1.
Kelainan kolon
a.
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma.
b.
Familial poliposis : polip di usus mengalami
degenerasi maligna menjadi karsinoma. Padagolongan ini penderita pasti akan
menderita karsinoma (100%)
c.
Kondisi ulserative :mereka yang telah menderita
colitis ulserativa menahun (50%) apalagi dideritanya sejak usia muda
d.
Mereka yang telah diobati untuk karsinoma kolon.
e.
Mereka dengan ureterosigmoidestomi (8%)
2.
Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat
(FKUI, 2001 : 207).
3.
Diet
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
rendah serat (sayur-sayuran buah-buahan) seperti makanan yang sering dikonsumsi
oleh orang eropa dan amerika, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan
sumber protein hewani. Sebaliknya makanan orang afrika dan asia mengandung
sedikit lemak dan banyak dietary fibre.
Lemak dalam kolon-rektum dipecah oleh bakteri
dan menghasilkan beberapa asam empedu yang merupakan ko-karsinogen atau
promotor dalam proses karsinogenesis, berarti membantu mempercepat timbulnya
karsinoma. Selain itu makanan dengan sedikit dietary fibre, akan lebih lama
berada dalam saluran cerna sebelum dikeluarkan dari badan sebagai tinja. Ini
disebut transit-time atau waktu transit yang panjang. Dengan demikian, kontak
kedua asam empedu dengan mukosa kolon
rectum berlangsung lama.sebaliknya makanan dengan banyak dietary fibre membuat
tinja lunak dan lebih volumineus, sehingga transit pendek. Ini berarti kontak
zat-zat yang merangsang mukosa adalah pendek. Dan dietary fibre juga menyerap
kedua empedu tersebut selain menyerap air, sehingga konsentrasi asam empedu
yang dapat merangsang menjadi rendah. Dengan kata lain dietary fibre dapat
melindungi dan mencegah timbulnya karsinoma atau mengurangi kemungkinan
timbulnya karsinoma.
Makanan yang juga dapat memicu terjadinya Ca Colon
Makanan-makanan yang pasti di curigai
mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan
tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan
dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan
timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga
dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat
murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung
sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh
Day Adventists
Makanan yang harus dihindari :
Makanan yang harus dihindari :
1.
Daging merah
2.
Lemak hewan
3.
Makanan berlemak
4.
Daging dan ikan goreng atau panggang
5.
Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
1.
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous
Vegetables dari golongan kubis (seperti
brokoli,brussels sprouts )
2.
Butir padi yang utuh
3.
Cairan yang cukup terutama air
Karena
sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan
terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon :
tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun
hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma
Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi
manigna.
Faktor
yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui
poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom
dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan
rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari
orang yang berusia 20 – 30 tahun.
Orang-orang
yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai
resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan
tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon
akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit
tersebut
C. Klasifikasi kanker kolon
Klasifikasi kanker kolon menurut
modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisaN
propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
sebanyak satu sampai empat buah.
C2 : kanker telah
mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari
5 buah.
D :kanker telah mengadakan
metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.
Stadium kanker kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi
staging Dukes pada kanker kolon
a.
Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
b.
Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan
otot kolon
c.
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar
limfa
d.
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
D. Patofisiologi
Kanker terjadi ditempat yang berada
dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian ( Sthrock 1991 a ) :
1.
26 % pada caecum dan ascending colon
2.
10 % pada transfersum colon
3.
15 % pada desending colon
4.
20 % pada sigmoid colon
5.
30 % pada rectum
Karsinoma
Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh
tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan
mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada
disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke
limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari
tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel
tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat
yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang Otak.
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan
tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel
kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
E. Tanda dan Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas,
seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan
yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul
gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang
bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya
makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala
tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran
(metastasis).
1.
Gejala Lokal
a.
Perubahan kebiasaan buang air
1)
Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi)
atau bertambah (diare)
2)
Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih
ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta
ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
3)
Perubahan wujud fisik kotoran/feses
a)
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang
pembuangan saat buang air besar
b)
Feses bercampur lender
c)
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan
terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
b.
Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang
air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
c.
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh
penderita
d.
Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor,
karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut,
seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara,
dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll).
Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan
semakin luas penyebarannya
2.
Gejala umum
a.
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah
gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
b.
Hilangnya nafsu makan
c.
Anemia, pasien tampak pucat
d.
Sering merasa lelah
e.
Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
3.
Gejala penyebaran
a.
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
b.
Penderita tampak kuning
c.
Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas,
di sekitar lokasi hati
d.
Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik
oleh dokter
F. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Anamnesis
Anamnesis
yang cermat sering sudah dapat menentukan dignosis. Yang harus ditanyakan
adalah perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsistensi tinja.
Dalam
anamnesis tentang nyeri perut, perlu dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri
menetap, serta hubungannya dengan makan atau dengan defekasi. Perlu pula
ditanyakan warna tinja, terang atau gelap, bercampur lendir atau bercampur
darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga harus ditanyakan ada rasa puas
atau tidak setelah defekasi, bagaimana nafsu makan, adakah penurunan berat
badan, dan rasa lelah.Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan
kolon ialah dispepsia, hematokesia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena
radang atau keganasan.
2.
Pemariksaan Fisik
Pada
pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan serangkaian
pemeriksaan berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tidak semua
organ dpat diperiksa dengan cara ini. Jenis pemeriksaan dipilih sesuai dengan
kelainan yang diperkirakan berdasarkan anamnesis atau diplih menurut informasi
yang diinginkan.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
Anemia dapat
dibbuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit. Pemeriksaan
bensidin untuk darah samar bukan pemeriksaan yang khas, tetapi memberi petunjuk
adanya perdarahan didalam saluran cerna. Pemeriksaan fungsi hati sering memberi
keterangan yang cukup berguna. Perlu disadari bahwa hasil laboratorium tidak
memberikan gambaran yang khas tentang kelainan tertentu di kolon atau rectum.
4.
Pemerksaan Radiologik
Foto kolon
dilakukan dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rektum. Dengan memasukkan
udara setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan tipis bubur barium
pada mukosa kolon lebih mudah dilihat. Pemeriksaan ini disebut foto kontras
ganda , yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur barium.
Sayangnya, pada foto kolon ini kelainan rektum dibagian dua pertiga distal
tidak dapat dinilai.
a.
Proktoskopi
Pemeriksaan
kolon dubur dapat disusul dengan proktoskopi (tindakan meriksa
endoskopik/melihat dalam) dengan cara dan alat yang sederhana ini dapat dilihat
kelainan pada anus, kanalisanalis, dan bagian distal rektum
b.
Rektosigmoidoskopi
Rektosigmoidoskop
adalah pipa kaku sepanjang 25-30cm. Dengan alat ini, rektum dan sikmoid dapat
dilihat setelah usus dibersihkan secara mekanis. Pemeriksaan dengan alat yang
kaku ini kadang menemui kesulitan pada sudut rektosigmoid. Pada setiap kelainan
yang terlihat harus dilakukan biopsimultiple untuk pemeriksaan patologi.
c.
Kolonoskopi
Pada
kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen
sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon, termasuk
yang tidak terlihat pada foto kolon. Fiberskop juga dapat dipakai untuk biopsi
setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan terapi misalnya
polipektomi.
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan
bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase
yang termasuk :
1.
Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2.
Pembentukan abses
3.
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya
tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor
tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan
pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter
) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
H. Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon,
maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1.
Pembedahan (Operasi)
Operasi
adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih
awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2.
Penyinaran (Radioterapi)
Terapi
radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak
genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding
lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan
kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.
Kemotherapy
Chemotherapy
memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini
ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih
dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus
(FKUI, 2001 : 211).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kanker kolon adalah suatu
pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat
disekitar kolon. kanker kolon ini termasuk penyakit yang berbahaya di dunia
karena dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera di tangani dengan cepat
mengenali gejala dan melakukan pemeriksaan diagnostik adalah cara untuk mengetahui apakah kita terserang kanker kolon atau tidak,dengan demikian kita dapat segera melakukan
tindakan pengobatan apabila kita memang di nyatakan terserang kanker kolon
B. Saran
Bagian
ini adalah dari saya pribadi, bila Anda atau keluarga Anda adalah seorang
penderita kanker kolon, saran saya adalah sebagai berikut :
1. Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.
2. Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.
3. Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang sudah teruji.
4. Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda "Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati%u2026", dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.
1. Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.
2. Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.
3. Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang sudah teruji.
4. Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda "Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati%u2026", dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.
DAFTAR
PUSTAKA
Marilynn E.
Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC. Jakarta.
R.
Sjamsuhidayat, Wim de jong. 2004. Buku
Ajar Ilmu Bedah, ed 2. EGC. Jakarta.
Sudoyo W.Aru
dkk.2006.Bukur Ajar Penyakit Dalam,
Jilid 1.Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar