Selasa, 29 Mei 2012

KANKER KOLON


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kolon (termasuk rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna.Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat,baik pada pria maupun wanita. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis dinegara ini setiap tahunnya.Insidensnya meningkat sesuai dengan usia, kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang ditemukan di bawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rektum lebih sering pada pria.Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut :Asendens : 25%Transversa : 10%Desendens : 15%Sigmoid : 20 %Rectum : 30 %Namun pada tahun – tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat. Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira – kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiaptahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40– 50 %,terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
B.     Rumusan Masalah
1.              Bagaimana konsep teori dari colorectal cancer?
2.      Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan colorectal cancer?
C.    Tujuan
a.       Tujuan Umum
 Mengetahui dan memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan masalah pencernaandengan gangguan colorectal cancer.
b.      Tujuan Khusus
1.              Mengetahui dan memahami definisi colorectal cancer
2.      Mengetahui dan memahami etiologi colorectal cancer.
3.      Mengetahui dan memahami patofisiologi colorectal cancer.
4.      Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada klien dengancolorectal cancer.
5.      Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan colorectal cancer.
6.      Mengetahui dan memahami komplikasi dari colorectal cancer.
7.       Mengetahui dan memahami pencegahan dari colorectal cancer.
8.      Mengetahui dan memahami prognosis dari colorectal cancer.
9.      Mengetahui dan memahami klasifikasi dari colorectal cancer.
10.  Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pasien dengan colorectal cancer.

D.    Manfaat
            Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:1. Mendapatkan pengetahuan tentang colorectal cáncer.2. Mendapatkan pengetahuan dan mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada kasuscolorectal cancer



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B.     Etiologi
Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu
1.      Kelainan kolon
a.       Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b.      Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma. Padagolongan ini penderita pasti akan menderita karsinoma (100%)
c.       Kondisi ulserative :mereka yang telah menderita colitis ulserativa menahun (50%) apalagi dideritanya sejak usia muda
d.      Mereka yang telah diobati untuk karsinoma kolon.
e.       Mereka dengan ureterosigmoidestomi (8%)
2.      Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
3.      Diet
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran buah-buahan) seperti makanan yang sering dikonsumsi oleh orang eropa dan amerika, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Sebaliknya makanan orang afrika dan asia mengandung sedikit lemak dan banyak dietary fibre.
 Lemak dalam kolon-rektum dipecah oleh bakteri dan menghasilkan beberapa asam empedu yang merupakan ko-karsinogen atau promotor dalam proses karsinogenesis, berarti membantu mempercepat timbulnya karsinoma. Selain itu makanan dengan sedikit dietary fibre, akan lebih lama berada dalam saluran cerna sebelum dikeluarkan dari badan sebagai tinja. Ini disebut transit-time atau waktu transit yang panjang. Dengan demikian, kontak kedua asam empedu  dengan mukosa kolon rectum berlangsung lama.sebaliknya makanan dengan banyak dietary fibre membuat tinja lunak dan lebih volumineus, sehingga transit pendek. Ini berarti kontak zat-zat yang merangsang mukosa adalah pendek. Dan dietary fibre juga menyerap kedua empedu tersebut selain menyerap air, sehingga konsentrasi asam empedu yang dapat merangsang menjadi rendah. Dengan kata lain dietary fibre dapat melindungi dan mencegah timbulnya karsinoma atau mengurangi kemungkinan timbulnya karsinoma.

Makanan yang juga dapat memicu terjadinya Ca Colon
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists
Makanan yang harus dihindari :
1.      Daging merah
2.      Lemak hewan
3.      Makanan berlemak
4.      Daging dan ikan goreng atau panggang
5.      Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:
1.      Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables     dari golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts )
2.      Butir padi yang utuh
3.      Cairan yang cukup terutama air
            Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
            Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.
            Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut
C.    Klasifikasi kanker kolon
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
A  : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisaN propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.
C2  : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari                           5 buah.
D  :kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan        penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

Stadium kanker kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging Dukes pada kanker kolon
a.       Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
b.      Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
c.       Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
d.      Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
D.    Patofisiologi
Kanker terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian ( Sthrock 1991 a ) :
1.      26 % pada caecum dan ascending colon
2.      10 % pada transfersum colon
3.      15 % pada desending colon
4.      20 % pada sigmoid colon
5.      30 % pada rectum
       Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang Otak.
            Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
E.     Tanda dan Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai   gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
1.      Gejala Lokal
a.       Perubahan kebiasaan buang air
1)      Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
2)      Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin  tapi sudah   tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
3)      Perubahan wujud fisik kotoran/feses
a)      Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
b)      Feses bercampur lender
c)      Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
b.      Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
c.       Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
d.      Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
2.      Gejala umum
a.       Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
b.      Hilangnya nafsu makan
c.       Anemia, pasien tampak pucat
d.      Sering merasa lelah
e.       Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
3.      Gejala penyebaran
a.       Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
b.      Penderita tampak kuning
c.       Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
d.      Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
F.     Pemeriksaan Diagnostik
1.      Anamnesis
Anamnesis yang cermat sering sudah dapat menentukan dignosis. Yang harus ditanyakan adalah perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsistensi tinja.
Dalam anamnesis tentang nyeri perut, perlu dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan atau dengan defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau gelap, bercampur lendir atau bercampur darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga harus ditanyakan ada rasa puas atau tidak setelah defekasi, bagaimana nafsu makan, adakah penurunan berat badan, dan rasa lelah.Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon ialah dispepsia, hematokesia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang atau keganasan.
2.      Pemariksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan serangkaian pemeriksaan berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tidak semua organ dpat diperiksa dengan cara ini. Jenis pemeriksaan dipilih sesuai dengan kelainan yang diperkirakan berdasarkan anamnesis atau diplih menurut informasi yang diinginkan.
3.      Pemeriksaan Laboratorium
Anemia dapat dibbuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit. Pemeriksaan bensidin untuk darah samar bukan pemeriksaan yang khas, tetapi memberi petunjuk adanya perdarahan didalam saluran cerna. Pemeriksaan fungsi hati sering memberi keterangan yang cukup berguna. Perlu disadari bahwa hasil laboratorium tidak memberikan gambaran yang khas tentang kelainan tertentu di kolon atau rectum.
4.      Pemerksaan Radiologik
Foto kolon dilakukan dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rektum. Dengan memasukkan udara setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan tipis bubur barium pada mukosa kolon lebih mudah dilihat. Pemeriksaan ini disebut foto kontras ganda , yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur barium. Sayangnya, pada foto kolon ini kelainan rektum dibagian dua pertiga distal tidak dapat dinilai.
a.       Proktoskopi
Pemeriksaan kolon dubur dapat disusul dengan proktoskopi (tindakan meriksa endoskopik/melihat dalam) dengan cara dan alat yang sederhana ini dapat dilihat kelainan pada anus, kanalisanalis, dan bagian distal rektum
b.      Rektosigmoidoskopi
Rektosigmoidoskop adalah pipa kaku sepanjang 25-30cm. Dengan alat ini, rektum dan sikmoid dapat dilihat setelah usus dibersihkan secara mekanis. Pemeriksaan dengan alat yang kaku ini kadang menemui kesulitan pada sudut rektosigmoid. Pada setiap kelainan yang terlihat harus dilakukan biopsimultiple untuk pemeriksaan patologi.
c.       Kolonoskopi
Pada kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon, termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon. Fiberskop juga dapat dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan terapi misalnya polipektomi.
G.    Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
1.      Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2.      Pembentukan abses
3.      Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
     Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
H.  Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai  berikut :
1.      Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2.      Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

3.      Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon. kanker kolon ini termasuk penyakit yang berbahaya di dunia karena dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera di tangani dengan cepat
mengenali gejala dan melakukan pemeriksaan diagnostik adalah cara untuk mengetahui apakah kita terserang kanker kolon atau tidak,dengan demikian kita dapat segera melakukan tindakan pengobatan apabila kita memang di nyatakan terserang kanker kolon
B.     Saran
Bagian ini adalah dari saya pribadi, bila Anda atau keluarga Anda adalah seorang penderita kanker kolon, saran saya adalah sebagai berikut :
1. Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.
2. Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.
3. Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang sudah teruji.
4. Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda "Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati%u2026", dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.

DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC. Jakarta.

R. Sjamsuhidayat, Wim de jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, ed 2. EGC. Jakarta.

Sudoyo W.Aru dkk.2006.Bukur Ajar Penyakit Dalam, Jilid 1.Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta

Minggu, 06 Mei 2012

Cacing Parasit Dalam Tubuh Manusia dan Cara Mengatasinya

1.Necator americanus & Ancylostoma duodenale
haxims.blogspot.com
Cacing tambang parasit adalah cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok, and Indonesia, sementara A. duodenale lebih banyak di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. bentuk infektif dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah cacing tersebut menetas dari telurnya, muncullah larva rhabditiform yang kemudian akan berkembang menjadi larva filarifor. Vampir haus minuman ini begitu banyak menghisap darah merah mengakibatkan adanya risiko serius anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Ruam, mual dan diare adalah salah satu gejala yang terinfeksi oleh cacing tambang.
http://www.environmentalgraffiti.com/sites/default/files/images/http-www.environmentalgraffiti.com-wp-content-uploads-2009-05-hookworm-foot4.preview.jpg
haxims.blogspot.com
GEJALA
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit.
Demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru.
Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.
Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
DIAGNOSA
Jika timbul gejala, maka pada pemeriksaan tinja penderita akan ditemukan telur cacing tambang.
Jika dalam beberapa jam tinja dibiarkan dahulu, maka telur akan mengeram dan menetaskan larva.
PENGOBATAN
Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi.
Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah.
Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk membunuh cacing tambang.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya
2. Ascaris
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
Sepupu yang lebih besar dari cacing tambang(hookworm), Ascaris adalah cacing buladberukuran raksasa yang dapat mencapai sepanjang 40 cm, sedikit lebih besar 1cm. faktanya, 25% persen dari penduduk dunia terinfeksi tentu saja tidak membuatnya lebih diterima di perut kita. Sakit, demam, dan berat infestasi dengan membunuh penyumbatan usus parah hingga 20.000 orang per tahun.
http://bio1152.nicerweb.com/Locked/media/ch33/33_Ascaris.jpg
Larva ascaris sangat lah kecl dan dapat menembus kulit, namun biasanya ascaris ini masuk kedalam tubuh lewad makanan yang kotor.(makanya jangan makan makanan yang kotor. ascaris dapat bertelur sebnyak 100 ribu perhari. bayangkan saja kalau agan” memasukan satu saja cacing betina ini ke dalam tubuh dan bertelur

DIAGNOSIS

Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.
PENGOBATAN
Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.
3. Guinea Worm(cacing guinea)
haxims.blogspot.com
penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah Dracunculiasis. bentuk cacing ini panjang seperti spagethi bila sudah besar bahkan dapat mencapai 1 meter. biasanya cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi oleh telur-telur cacing Guinea yang teah di makan oleh Kutu air.
penyakit ini kebanyakan terdapat di bgian afrika dengan keadaan kotor dan miskin serta pendidikan akan kebersihan yang minim.
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
http://i41.tinypic.com/icl5cl.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/27/Drac_life_cycle.gif
PENCEGAHAN
belum didapatkan obat maupun antibodi/vaksin yang dapat mengalahkan penyakit ini. namunhanya ada pencegahan.
* Minumlah hanya air dari sumber bawah tanah yang bebas dari kontaminasi, seperti tangan-sumur galian atau sumur.
* Selalu filter air minum, menggunakan kain halus-mesh filter seperti nilon, untuk menghapus mengandung cacing Guinea Crustacea.
* Mencegah orang dengan cacing yang muncul dari guinea masuk kolam dan sumur yang digunakan untuk air minum.
* Sumber air dapat diobati dengan disetujui larvicide yang membunuh copepods, seperti Abate, tanpa berpose risiko besar untuk manusia atau hewan liar lainnya. [8]
* Masyarakat dapat diberikan dengan aman baru sumber-sumber air minum atau disfungsional yang diperbaiki.
4.Cacing Pita (Tapeworm/Taenia)
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
Cacing pita ini sebenarnya emmiliki 3 jenis berdasarkan tempat hidupnya yaitu: pada sapi, pada babi dan pada ikan(anak biology tahu nih pasti. Besarnya sekitar 10cm panjangat dewasa, parasit cacing pipih dapat tumbuh hingga lebih dari 12cm di beberapa situasi. Bersenjata dengan pengisap kuat dan gigi. caing ini hidup di saluran pencernaan manusia, ternak atau binatang lain dan terdapat dalam daging” serta mengeliat dalam tubuh.
http://medicastore.com/images/Taenia_solium_siklushidup.jpg
GEJALA
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala.
Infeksi yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam,
Bila infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa terjadi kejang.

DIAGNOSA

Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di dalam tinja.
Proglotid atau kepala cacing harus ditemukan di dalam tinja dan diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita lainnya.
Kista hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI.
Kadang-kadang kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan yang diambil dari bintil di kulit.
Juga bisa dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap parasit.

PENGOBATAN

Diberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral (melalui mulut).
PENCEGAHAN
Memasak daging sampai matang betul.
5. Cacing Filaria
Wuchereria bancrofti itulah nama latinnya.
Cacing filaria mempunyai inang perantara hewan Arthropoda, misalnya nyamuk, dan inang tetap yaitu manusia pada bagian pembuluh getah bening. Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar. Pada malam hari, cacing pindah ke pembuluh arteri atas dan vena perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang mati menyumbat pembuluh getah bening, maka menyebabkan pembengkakkan atau terjadinya penyakit kaki gajah (elephantiasis). Mikrofilaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Culex.
haxims.blogspot.com
Gejala klinis
Gejala Filariais Akut dapat berupa:
* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
* Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
Diagnosis
Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria. Seseorang yang sudah terinfeksi larva mikrofilaria selam 10-14 hari adalah mereka yang paling berisiko sebagai mesin penular penyakit kaki gajah. Mereka masih kelihatan normal dan tidak bergejala. Jadi satu-satunya cara untuk mencegah penularannya adalah memutus rantai penyebaran menggunakan obat. Ini akan lebih mudah ketimbang membunuh nyamuk pembawa larva itu yang jumlahnya sangat banyak.
Pada tahap awal, biasanya penderita akan mengalami demam berulang, ada benjolan yang terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak, dan teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak. Sedangkan pada tahap lanjut (kronis) akan terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
* Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular
* Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
* Membersihkan semak-semak disekitar rumah
* Tidur menggunakan kelambu
* Lubang angin (ventilasi) rumah ditutup kawat kasa halus
* Memakai obat gosok anti nyamuk
* Melakukan penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa
* Memeriksa diri ke puskesmas atau dokter bila tetangga atau keluarga terkena filariasis.